Ruang kecil bawah tangga sekilas
Nampak kumuh pagi itu. Gelas-gelas kopi bertebaran di depan taman keramik
lengkap dengan abu rokok dari para penghuninya. Pagi itu, Valentina keluar dari
pintu, merapihkan rambut yang menemani tidurnya, menikmati mentari membelai
dinginnya tubuh cantik gadis ceria itu. Kesibukan biasapun dimulai. Para orang
tua masuk ke kelas untuk mengejar gelar mereka, sedangkan anak anak
berjalan menikmati udara pagi sambil
menjajahkan cemilan.
Valentina, gadis cantik berambut
panjang yang selalu ceria, lebih tepatnya terlihat selalu ceria. Dia berasal
dari keluarga yang sempurna. Punya ayah dan ibu, beberapa saudara, dan kerabat
yang selalu mencintainya. Para sahabatnya juga mencintai dan menyayanginya
karena mereka semua juga mendapat hal serupa dari Valentina.
Gadis itu memang terlihat selalu
ceria. Ya, terlihat selalu ceria. Selalu berbagi kisah pada beberapa teman yang
ia percaya tentang sesuatu yang tidak terlihat selalu ceria. Dia selalu optimis
dalam tiap langkahnya meniti satu persatu susunan keramik, tanpa kecurigaan
bahwa beberapa keramik telah usang dan tak bisa menopang seluruh beban
hidupnya.
Dalam ketidaksadaran orang-orang,
dia menangis. Dia menangis dalam tawa. Dia menangis dalam indahnya keramaian.
Dia menangis dalam kemegahan. Dia menangis dalam pelukan. Dia gadis yang
terlihat selalu ceria dan menangis dibelakang itu semua. Entah sudah berapa
kali orang-orang yang disayanginya menambah kerapuhan keramik lama tempat ia
berpijak.
Valentina memiliki seekor anjing
peliharaan yang selalu setia dan patuh pada semua keinginan Valentina, Scum.
Scum berekspresi seperti Valentina saat mereka bersama. Suatu saat scum mulai
merasa tuannya sudah tak sebahagia dulu. Dia mencoba mengajak Valentina bermain
lempar kayu dan berguling-guling gemas di depannya untuk melihat gadis manis
itu kembali selalu ceria. Namun scum hanya terdiam dan diabaikan oleh Valentina.
Scum mulai menyerah untuk menghiburnya dan merasa sudah tidak berguna lagi bagi
Valentina. Ia pun melepas kalung penandanya dari leher yang diberikan Valentina
saat perayaan api unggun tahun lalu dan ingin mengembalikannya pada Valentina.
Tapi scum masih merasa malu padanya dan akhirnya hanya meletakan kalung
bergambar beruang itu di rak buku tempatnya menghabiskan waktu. Scum pergi dari
rumah dan hanya akan kembali jika Valentina mencarinya.
Entah apa yang dipikirkan oleh Valentina.
Ia tak sadar akan hidupnya yang berjalan diatas alas rapuh. Langkahnya pun
tersendat oleh tanaman rambat dari pagar rumah keluarganya. Tak terlihat jelas
seberapa lebat tanaman itu karena tertutupi semangat hidup hingga scum dan
anjing anjingnya yang lain merasa diabaikan dan tidak akan bisa lagi
menemaninya di dalam rumah.
Valentina mencoba untuk lari dari
rumahnya. Lari dari pengekangan, lari dari kurungan harapan. Ia berlari dan
tinggal di ruang kecil bawah tangga yang kumuh bersama buku-buku bacaan baru.
Buku humor, buku filsafat, buku psikologi, dan buku-buku novel tentang
imaginasi dan kepahitan hidup. Kesedihan, rasa senang, dan kebencian manusia
dituangkan Valentina dalam coretan-coretan kecil dalam setiap buku bacaannya.
Valentina. Dia terlalu indah untuk
hidup kejam seperti itu. Pribadinya masih kecil. Dia terlalu lama terhambat
oleh lebatnya tanaman rambat di pagar rumah. Dia terlalu cantik untuk ditemani
hanya dengan satu scum. Dia membutuhkan seekor golden retriever dari pada 10 anjing lokal. Dia butuh lebih banyak
buku berkualitas untuk mencoret kembali tiap lembarnya.
Valentina. Teruslah berlari. Masih
banyak keramik-keramik dengan corak indah yang akan kau jumpai. Valentina.
Teruslah berlari. Masih banyak lilitan tanaman rambat di kaki dan lehermu.
Teruslah berlari hingga semuanya lepas dan langkahmu akan kembali bebas.