Rabu, 21 September 2011

cahaya mentari pagi yang berkelana

kelamnya hidup menawarkan sejuta hiburan yg slalu menabrakan 2 pikiran yg sejatinya bertolak belakang dimana pikiran yg satu akan tetap bereuforia dalam kegelapan dunia yg hanya sebentar dan pikiran yg satu lgi slalu membuat tembok berlin yg menghalangi kesenangan hidup bersama yg mereka pikir adalah virus bagi akal yg mereka anggap sempurna. kegelapan tersebut menawarkan persahabatan sejati, kasih sayang sejati, bahkan kabar2 burung yg sarat akan bennih-benih cinta.

kegelapan yg terang itu slalu di hiasi gema dari anak2 bumi yg msi hijau terhadap dunianya sendiri dan rautan kayu bertalikan besi penyempurna langkah pencarian jati diri mereka dalam kelamnya dunia ini. tpi skali lagi para penentang msi menganggap ini semua hanya menyia-nyiakan pergerakan alam semesta yg telah di anugerahkan pada mereka, sang anak bumi.

namun, cinta adalah pemanis hidup yg paling bercahaya di kegelapan itu. rasa itu bagai gerakan peluru yg selalu selaras dengan letusan bubuk mesiu dan membuat gaung khas yg menjajah kesepian nurani. tpi rasa itu msi terlalu memabukan tenggorokan iman yg masih purba dan garis2 ke-egoisan dalam kalbu. namun sesuatu yg terlarang akan dipandang sebagai tebing yg menantang jiwa yg penasaran untuk didaki dan tidak menghiraukan sang pelahap jiwa-jiwa tanpa arah. tapi tetap saja cinta yg memanjakan lidah asmara akan tumbuh seperti rumput liar yg takan mati walaupun digilas dengan roda kebencian.

semua dualisme yg takan temukan ujungnya itu selalu menunggu penghangat tubuh anak2 bumi yg mungil dan kelelahan akan rasa penasaran mereka sendiri, sang mentari pagi yg berkelana menyusuri luasnya kegelapan semesta. kilauannya tak serupa berlian yg pancarkan sinar namun dingin. tiap langkahnya berikan kehangatan jiwa sang bulan yg telah bertahan menyinari kegelapan dan rindu akan hadirnya. dan cahaya mentari pagi yg berkelana akan selalu menapaki setiap sukma yg telah beku karna kegelapan.


                for : cahaya mentari yang berkelana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar