Saat pertama kali melihat kedua matamu, kau hanya jadi idola
Saat melihatmu tegar dalam kesendirian, kau menjadi sahabatku
Saat kau kembali mendapat kebahagiaanmu, aku mendukungmu
Saat merana dari fase yang sementara itu, aku masih tetap menemanimu
Saat kebahagiaanku tak kunjung berlabuh, obor mu tetap menyala
Saat kita saling berbagi cerita, saat itulah kita saling percaya
Namun…….
Saat aku mendekat dan merapat, kau menjauhiku
Saat aku sendiri, kau mendapat kaeramaianmu sendiri
Saat aku membutuhkanmu, seakan aku hanya melawak
Saat aku kehilangan arah, kau telah mendahuluiku
Tapi tetap saja……….
Saat kau sendiri, aku berusaha menemanimu
Saat kau merasa ada yang kosong, aku mencoba untuk mengisinya
Saat kau merasa ingin membuang sampah hatimu, aku siap menjadi tong sampah
Saat fisikmu rapuh, aku hanya bisa berusaha untuk menambalnya
Saat kau membutuhkan sesuatu, aku hanya bisa berusaha melengkapinya
Saat nanti kau membutuhkan cinta, hanya itu yang tersisa dari hidupku
Dan………
Saat kau berani berkomitmen, akan kujaga dengan tinta darah
Saat cita-citamu belum tercapai, maka itulah cita-citaku
Saat kau mendapatkan cintamu, akan kupastikan kau bahagia.
Saat semuanya bilang itu hanya janji kampanye, aku sudah bersumpah pada sang Ilahi dan membuang jauh kedua kupingku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar