
Entah siapa yang ia gambarkan. Apakah dirinya sendiri, atau seseorang yang ia sukai. Sebuah deskripsi yang muncul di kepalaku tentang lukisan itu adalah seorang wanita asia berusia 25 tahun, berat badan 60-an, dan terlihat wanita yang nocturnal dari rambutnya yang kurang terurus, dan penikmat setia kopi mungkin. Warna merah latarnya bisa saja menggambarkan suasana yang entah sedang bersemangat, atau tenggelam dalam lautan amarah. Tapi bagaimanapun aku masih belum paham acuan ide yang di ambil oleh sikecil untuk melukis goresan unik itu.
Hey! Tak terasa sinar matahari sedang mengusap pipiku. Aku kaget saat menyadari hari mulai terang karena aku terlalu terfokus pada tangan sikecil yang asik mencampur cat warna dalam sebilah bambu dan menggoreskannya lembut di atas potongan gabus.
Semalaman aku tak bisa tidur. Entah karena barisan pasukan nyamuk-nyamuk di pagi hari yang mengganggu kuping dan kulitku, ataukah udara saat itu terlalu dingin. Yang pasti saat itu aku masih terus terjaga oleh rasa khawatir yang terus menopang kelopak mataku karena sikecil tak kunjung kembali dalam pandanganku dalam waktu lama.
Lama aku menunggunya. Namun ia belum juga kembali padahal sudah pukul 2 pagi. Beberapa batang rokok sudah musnah terbakar oleh tiap hirupan nafasku namun ia belum juga kembali. Perutku-pun mulai memelas minta makan sejak sore kemarin namun segera saja hilang dengan rasa cemas akan sikecil yang masih berada di luar sana.
Saat itu pun aku baru tahu bahwa sikecil senang melukis. Entah karena hobinya dari dulu seperti itu atau hanya hobi sementara. Aku hanya bisa memandangi goresannya tanpa komentar karena akupun bingung tentang hal melukis.
Apakah lukisannya sangatlah indah? Tidak. Namun bagiku itu lukisan indah dengan proses yang tidak biasa. Harus korbankan waktu tidur untuk membuatnya.
Cukup itu saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar