saat pohon hijau itu masih bertuan aku hanya bsa menatapnya dari luar pagar dan menikmati kehijauannya. pagi yg membawa embun sisa keharuan malam yg lalu menyegarkan tampilan hijau berbinar di pagi yg msi hangat. setiap pagi aq slalu memperhatikan pohon indah itu namun skali lagi hanya bsa menatapnya dari luar pagar berikut tuannya yg sedang mengairinya. keesokan harinya seperti biasa aq lewat dan memandangi tumbuhan yg tegar dari derasnya angin yg menyerang tuannya dan skali lagi aku kagum akan ketegasan yg mendominasi pekarangan tuannya. semakin hari aku semakin penasaran dengan pohon segar yg memberi kenikmatan mata purba ini apakah hanya hijau yg ia miliki??? aku pun mencoba untuk melewati pagar dan mengetahui bahwa pohon itu tak hanya hijau, ternyata aku melihat daun-daun kuning dan coklat yg siap dilepaskan demi tumbuhnya daun yg baru. kulihat akarnya yg kokoh yg dikotori sisa-sisa daun matinya yg coklat dan mengeras tak mampu dibersihkan dan di buang ke penampungan sampah oleh tuannya yg hanya ingin menikmati keindahannya tanpa perawatan yg khusus.
menjelang beberapa pekan seperti biasa, aku melewati rumah itu lagi. tak kulihat si tuan rumah mengairi pohon favoritku seperti biasa. daunnya mulai menguning dan banyak ranting yg bertebaran di tanahnya berpijak yg tak dipungut. tapi aku terus berlalu untuk menghijaukan daunku sendiri dan saat itu aku hampir melupakannya. tersadar akan keadaannya, aku kembali berlari menuju pagar berkarat itu dan melihat keadaannya sepintas dengan harapan tuan pohon telah memberikan apa yg ia mau. ternyata aku salah, sang tuan rumah sdah tak ada dan mencari rumah yg baru untuk ditinggali bersama pohon hijau yg baru. seketika aku langsung mencoba melompat melangkahi pagar yg tak lagi putih itu dan mendapatkan keadaan pekarangan rumah yg tak sehijau dulu. apakah pohon ini sdah tidak lagi memberikan buah yg bsa di ambil oleh tuannya ataukah tuannya telah bosan merawat dan mendapat hasil yg sama sepanjang merawatnya??? aku tak mengerti apa yg kurang dengan pohon itu. tiba-tba terlintas dalam otak ini "kenapa tidak jika aku yg mulai merawatnya???".
dengan rasa semangat yg tak diketahui dari mana lahirnya, aku mulai merawat pohon itu dengan suka cita. daunnya yg telah gugur kukumpulkan untuk dijadikan pupuk nantinya, ranting-ranting dan sampah lainnya ku buang ke penampungan agar tanah disekitarnya bersih dan aku dapat menagih kerindangan siang hari yg dia janjikan. selanjutnya kusirami setiap pagi dan kuberikan pupuk yg telah kukumpulkan kemarin dari sisa daun gugurnya tanpa perduli kepemilikan atas pohon yg telah mencuri perhatianku dari pohon-pohon dan bunga-bunga lainnya.
setelah beberapa hari tanaman cantik itu menghasilkan buah yg berwarna cerah dan manis rasanya, namun ia belum dapat menghasilkan buah yg berlimpah untuk ku nikmati tapi tetap saja buah pertama yg sangat berbeda kesegarannya dari buah pohon yg pernah coba ku rawat. 2 hari aku menikmati buah segar yg tak sepat walaupun kusimpan hingga malam yg tak berikanku kesempatan tuk merawatnya dan tak kuberikan pada orang lain krna takut mereka mengambil dan mencuri buah pohon yg telah kurawat dan ku selamatkan dari ketidakpekaan tuan lamanya.
saat itu aku mulai berpikir bagaimana agar pohon ku tak terusik lagi dari ancaman binatang dan masyarakat yg telah lama bermukim disekitarnya. "apakah aku harus menjadi tuan rumah yg baru di rumah kosong itu???", terlintas secara cepat secepat anak panah malaikat cinta dalam benakku. sepertinya aku bisa membeli rumah itu dan mendapatkan pengakuan atas kepemilikan pohon surga yg telah ku perjuangkan itu. dan rasa itu makin hari makin menjadi dan memutuskan untuk membersihkan semua sampah disekitar rumah itu dan mempersiapkannya terlbih dahulu sebelum menemani pohon kesayanganku itu.
sampai hari ini aku hanya bisa membersihkan, mengairi, dan memberi pupuk sebagaimana biasa terhadap pohoh terindah ku itu, dan aku pun belum dapat memutuskan waktu yg tepat untuk menempati rumah itu. tapi satu hal yg pastii, aku takan membiarkan pohon impianku ini terusik dan tak terurus seperti dulu lagi. "rasa kecewaku hanya gugur bersama rantingnya yg tak lagi bertahan"
for my lovely sweet tree
Tidak ada komentar:
Posting Komentar